Saiful Mujani Research and Consulting merilis hasil survei terbarunya
seputar elektabilitas calon presiden (capres) Pemilu 2014 di Hotel Sari
Pan Pacific, Jakarta, Minggu, 4 Mei 2014.
Peneliti SMRC Sirojudin Abbas dalam survei "Koalisi Capres Berbasis
Pemilih Partai" menyebutkan ada dua capres yang mencuat kuat: Prabowo
Subianto (Partai Gerindra) dan Joko Widodo alias Jokowi (Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan).
Sirojudin menyebutkan, Prabowo jika dipasangkan dengan politisi Partai
Keadilan Sejahtera yang juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan lebih
dikehendaki publik dibanding Prabowo-Hatta Rajasa (HR) --Ketua Umum
Partai Amanat Nasional yang Menteri Koordinator Perekonomian.
Elektabilitas Prabowo-Aher mencapai 32 persen. Bila Ketua Dewan Pembina
Partai Gerindra Prabowo dipasangkan dengan HR, keterpilihannya 30
persen.
SMRC dalam surveinya itu menyasar pemilih pemula ke atas sejumlah 2.040,
namun yang valid dipakai 2.015 orang. Margin eror surcei 2,2 persen
dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara responden digelar pada
20-24 April 2014.
Cawapres PKS
Wakil Ketua Umum partai Gerindra Fadli Zon ditempat terpisah mengungkapkan proses koalisi dengan PKS mendekati final.
Diawali pertemuan Prabowo Subianto dengan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi
Aminudin di Lembang, Jawa Barat, dan pembentukan tim kecil masing-masing
beranggota lima orang, kesepahaman antara kedua partai semakin kuat.
Pinangan Gerindra kepada PKS disambut dengan mengajukan konsep koalisi
kedua partai. PKS menghendaki agar peserta koalisi benar-benar dalam
posisi setara ketika mengelola pemerintahan. PKS tidak menghendaki
partai yang perolehan kursinya lebih sedikit hanya dijadikan "stempel".
Mengenai cawapres pendamping Prabowo, kata Fadli, PKS mengajukan tiga
nama hasil Pemilihan Raya: Anis Matta (Presiden PKS), Hidayat Nur Wahid
(Ketua Fraksi PKS DPR-RI), dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
(Aher).
"Nama lain yang dikaji adalah Hatta Rajasa. Nama ini juga diajukan untuk mendampingi Pak Prabowo," tutur Fadli.
Namun proses koalisi Gerindra-PKS, tambah Fadli lagi, yang sementara ini
lebih konkret dan berjalan mulus. Koalisi dengan PAN dan Partai
Persatuan Pembangunan baru penjajakan, dan pada saat yang sama kedua
partai ini juga mencoba bergabung dengan poros lain. (binesia)