BANDUNG -- Kasus penyelundupan imigran gelap kerap terungkap di wilayah
Pantai Selatan Jawa Barat seperti Pelabuhan Ratu (Sukabumi), Sancang,
Santolo, dan Pameungpeuk (Garut) serta Cianjur, dinilai telah merugikan
Jawa Barat, kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
"Dan juga
berbagai masalah kerap ditimbulkan oleh adanya aksi tersebut. Selain
mengancam stabilitas kawasan, instansi setempat pun kerap direpotkan
akibat penyediaan penampungan usai imigran gelap tertangkap. Jabar
banyak ketiban urusan-urusan imigran," kata Ahmad Heryawan, di Bandung,
Rabu (24/7).
Menurut Heryawan, selain melibatkan sindikat
internasional berdasarkan informasi yang diterimanya diketahui bahwa
praktik penyelundukan imigran gelap tersebut pun kerap melibatkan warga
Indonesia.
"Salah satunya saat menyebrangkan imigran dengan
menggunakan kapal milik warga setempat. Dan yang akan menjadi masalah
lagi adalah karamnya kapal yang mereka gunakan. Diantaranya akibat
muatan yang berlebihan," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya
meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kawasan-kawasan yang
menjadi pintu masuk imigran agar tidak mudah mengeluarkan visa walaupun
di awal para imigran memiliki dokumen yang resmi, namun hal itu tidak
menjamin sikap baik selama keberadaan mereka di Indonesia.
"Justru
diperolehnya dokumen resmi itu menjadi modus awal bagi imigran gelap
untuk menuju Australia. Di awal datanya resmi, sebagai turis, karena ada
visanya. Setelah sampai (di Indonesia), mereka langsung membuangnya,
membakarnya," kata Heryawan.
Sumber: republika.co.id