Pengiriman bidan khusus yang membuka praktek di daerah termasuk
pelosok di Jabar dirintis dengan melibatkan pemprov dan partisipasi
sejumlah pihak. Untuk tahap pertama, sebanyak 45 bidan terpilih
disiapkan.
Mereka akan diterjunkan ke daerah yang dipetakan
Dinkes setempat mempunyai catatan tak menggembirakan dalam penanganan
kelahiran. Kasus kematian bayinya relatif tinggi.
Hal tersebut
menjadi materi pembicaraan antara Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan dengan
perwakilan Sari Husada dan PKPU di Gedung Negara Pakuan Bandung, Rabu
(24/7).
"Untuk memastikan penempatan bidan tersebut, kami ada
kontraknya, mereka harus kembali ke desa," kata Head of Corporate
Affairs Department Sari Husada, Arif Mujahidin.
"Kami pun memberi
fasilitas peralatan praktek, kendati harus dicicil oleh mereka. Tapi
cicilan ini dalam bagian keberlangsungan program ini," imbuhnya.
Menurut
dia, langkah pemberian fasilitas itu terkait kemampuan bidan yang
dihadapkan dengan kondisi di daerah terpencil. Keberadaan peralatan
penunjang ini diharapkan bisa membantu menekan angka kematian kelahiran
di daerah.
Merujuk data yang dimilikinya, Arif menyebut 70
persen proses kelahiran dibantu bidan. Sebanyak 4 juta bayi lahir tiap
tahunnya. Kasus kematian di antaranya disebabkan tidak adanya bantuan
tenaga kesehatan.
Heryawan menyebut pihaknya menyambut baik
program tersebut. Pihaknya tak ada masalah dalam menyiapkan tenaga
bidannya. "Program ini klop, terutama dalam penempatan bidan di daerah
angka kematian kelahiran yang masih tinggi," jelasnya.
Sumber: suaramerdeka.com