ilustrasi sumber gbr detik.com |
Pemberitaan soal caleg gagal yang jatuh sakit, stres dan depresi sungguh memprihatinkan. Kenyataan ini sedikitnya memberi gambaran mengenai bagaimana sesungguhnya kondisi mental individu-individu yang pada 9 April lalu bertarung memperebutkan kursi anggota legislatif.
Terdapat beberapa sudut pandang yang bisa kita coba telaah. Disatu sisi, pekerjaan sebagai anggota legislatif dengan gaji besar dan segala fasilitasnya adalah sebuah daya tarik. Tetapi disisi lain, para caleg yang tidak menyiapkan mental untuk gagal, menjadi mudah terpukul dan mengalami syok ketika gagal mendapatkan apa yang mereka harapkan.
Kekecewaan yang terlampau dalam inilah yang akan menjadi awal stres, depresi bahkan psikotik dan skizofrenia akut.
Kenyataan ini membuat kita prihatin sekaligus miris, betapa bekal agama (baca: spiritualitas), merupakan faktor penting yang tidak boleh ditinggalkan.
Bekal agam ini berpengaruh besar dalam membentuk perasaan, perilaku dan akal manusia. Orientasi hidup jadi lebih terarah dan produktif. Ia memiliki prinsip yang kuat dan tak mudah goyah terhadap cobaan.
Bekal agama ini akan membimbing seorang mukmin untuk senantiasa:
- Percaya terhadap Qadha dan Qadar (ketentuan Allah) dengan menerima apapun yang terjadi, serta percaya hari akhir.
- Memahami hakikat musibah dan kesedihan bagi orang mukmin sebagai tanda cinta dari Allah. Serta percaya bahwa musibah adalah cara Allah untuk mengampuni dosa dan menaikan derajat disisi-Nya.
- Menjaga ketaqwaan dan beramal shalih.
- Berdo'a, bertasbih dan mengerjakan shalat.
- Berpandangan realistis dan menjauhi khayalan serta selalu berbaik sangka.
- Berharap selalu pada Allah SWT.
*MOSLEM SOCIETY Corps Mubaligh Bandung Raya