BANDUNG—Transportasi masal sangat dibutuhkan di perkotaan sebagai solusi
untuk mengurai kemacetan. Pemerintah Bandung pun menyadari urgensi
kehadiran transportasi massal.
Oleh karena itu, Pemerintah
Provinsi Jawa Barat melakukan kunjungan ke Cina dalam upaya penjajakan
pembangunan monorel di kawasan Bandung Raya. Alasannya, masyarakat dari
negeri tirai bambu itu telah terbiasa menggunakan moda transportasi
masal tersebut.
"Kami ke Cina untuk belajar monorel. Sebelumnya,
kami sempat audiensi dengan pengusaha dari negeri tersebut," ujar
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan kepada wartawan belum lama ini.
Heryawan
mengatakan, kunjungan ini dilakukan sebagai balas kunjungan investor
Cina ke Gedung Sate beberapa waktu lalu. Pemprov Jabar, ungkapnya, cukup
tertarik dengan konsep kerja sama yang ditawarkan dari para investor
asing tersebut.
Menurut Heryawan, investor Cina berencana
membangun monorel di kawasan Bandung Raya. Monorel ini, akan
menghubungkan di antaranya Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi,
Kabupaten Bandung Barat.
"Yang membantu menghubungkan kami dengan investor Cina itu adalah Grup Panghegar," katanya.
Selain
membangun mono rel, kata dia, para investor juga bersedia melakukan
pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan, diprediksi tidak akan
menimbulkan masalah mengingat lahan monorel hanya sedikit hanya untuk
lahan tiang penyangga jalur.
Heryawan menilai, keingingan
investor Cina itu terbilang unik. Biasanya, investor enggan terkendala
pembebasan lahan. Akibatnya, kegiatan itu sering dibebankan kepada
pemerintah.
"Pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya, ini kan menarik banget," katanya.
Namun,
kata Heryawan, para investor meminta diberikan perizinan untuk
mengelola perumahan di kawasan tertentu. Nantinya, mono rel yang
dibangun akan terhubung dengan perumahan tersebut.
"Dari properti itulah jualannya dia, dan bisa untung juga dari pengelolaan monorel," katanya.
*Sumber: Republika.co.id