Ternyata banyak anggota Korps Polisi Wanita (Polwan) di Tanah Air,
khususnya di lingkup Polda Jawa Tengah, yang ingin memakai jilbab
termasuk saat bertugas. Terbentur dengan belum adanya peraturan Kapolri
yang mengatur tentang penggunakan seragam Polwan berjilbab, seorang
polwan menangis dan mengadu ke ulama.
“Sudah lebih dari tiga tahun hati nurani saya menjerit karena sepulang
dari menunaikan ibadah haji, saya berkeinginan besar untuk mengenakan
seragam polri dengan berhijab,” kata seorang perwira polwan yang pernah
bertugas di jajaran Polda Jawa Tengah kepada Ustaz Wahfiudin yang
diteruskan ke Republika, Selasa (4/6).
Ustaz Wahfiudin mengungkapkan banyak sekali polwan yang mencurahkan
hatinya ingin memperoleh izin memakai hijab. Bahkan, para polwan yang
bertugas di Polda Jawa Tengah sudah pernah membuat surat kepada Kapolri
agar mendapat izin berseragam Polri sambil memakai hijab, tapi tidak
dikabulkan.
Justru keluar surat edaran Kapolri yang menegaskan bahwa yang boleh
berseragam Polri dengan mengenakan hijab hanya polwan yang bertugas di
Polda NAD.
“Ini sudah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) kami sebagai wanita
muslimah yang ingin melaksanakan perintah Allah SWT. Bagi saya yang
terpenting adalah mendapat ijin mengenakan jilbab, karena sekarang
ketika saya berbaju dinas tanpa mengenakan jilbab saya risih dengan
terlihat aurat kepala, lengan dan kaki,” ujar perwira polwan tersebut
kepada Ustaz Wahfiudin.
Masih menurut pengakuan seorang perwira polwan kepada Ustaz Wahfiudin,
ada niatan perwira polwan tersebut ingin mengajukan pensiun dini jika
tidak diizinkan berjilbab.
“Jeritan hati perwira Polwan tersebut juga telah disampaikan ke MUI,
para ulama dan DPR RI,” kata Ustaz Wahfiudin. [IK/Rpb/bsb/pksnongsa.org]