Home » » UNESCO Menetapkan 18 Desember Sebagai " Hari Bahasa Arab Dunia "

UNESCO Menetapkan 18 Desember Sebagai " Hari Bahasa Arab Dunia "

Written By pksrancaekek on Rabu, 19 Desember 2012 | 11.47

hari bahasa arab sedunia
18 Desember, UNESCO menetapkan sebagai “Hari Bahasa Arab Dunia”. Sebuah apresiasi PBB terhadap bahasa Arab. Penetapan ini mengingatkan bahwa bahasa Al-Quran ini pernah menjadi bahasa peradaban dunia dan memberikan pengaruh besar terhadap bahasa masyarakat dunia, tanpa menghilangkan bahasa setempat dari Andalusia di Eropa hingga ke Indonesia di Asia. Lihat saja misalnya, berapa ribu kata bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Arab; dari abad, abadi, awal, akhir dan lain-lain. Sayang sedikit di antara kita menyadari itu berasal dari bahasa Arab.
Literatur Islam abas keemasan itu masih tercatat rapi dalam bahasa aslinya Arab. Gerakan penerjemahan ke bahasa lain pun tidak pernah menghilangkan bahasa Arab. Memang imperialisme barat terhadap dunia Islam memberikan dampak besar dalam memarginalkan bahasa Arab. Namun berkat Al-Quran dan pengajarannya, bahasa Arab ini akhirnya tetap eksis di dunia secara umum, meski bahasa pergaulan dunia di pegang oleh bahasa Inggris.
Ketika bahasa Arab ini dipilih oleh Allah sebagai bahasa Al-Quran, maka sudah pasti dipahami bahwa dengan bahasa inilah Islam ini dipahami dengan benar. Logikanya, jika ingin menjauhkan umat Islam dari Al-Quran, tentu dengan menjauhkan bahasa Arab dari mereka. Konspirasi memarginalkan bahasa Arab bukan isapan jempol belaka. Jika konspirasi ini berhasil, bukan umatnya saja bodoh, namun mereka tidak akan memiliki lagi bahasa pemersatu.
Awal mula konspirasi terhadap bahasa Arab di abad 12 dan abad 13 masehi, para pemimpin gereja di Roma mengirim pelajar-pelajar untuk belajar bahasa Arab di negeri-negeri Arab bahkan dibuka pengajarannya di Roma sendiri. Inilah awal gerakan kristenisasi dan orientalisme di negara-negara Arab. (Khazain Al-Kutub Al-Arabiyah, Philip De Tharazi, Sejarawan Kristen Libanon).
Di dunia Arab, misionaris terkenal yang ingin memarginalkan bahasa Arab adalah William Wilcox yang berpindah-pindah dari Mesir, Maroko, Syam, dan Libanon.
Setelah resmi menguasai dan menjajah Mesir, pemimpin Inggris Lord Dovran menyerukan untuk melawan bahasa Arab dan mendorong penggunaan aksen bahasa Mesir amiyah. “Harapan untuk maju akan lemah di Mesir selama orang-orang umum belajar bahasa Arab fasih yang merupakan bahasa Arab, seperti yang terjadi sekarang,” Tegas Lord Dovran.
Karena itu, ulama Islam tidak tinggal diam. Mustafa Ar-Rafii memperingatkan hal itu, “Bahasa Arab adalah bahasa agama. Ia didasarkan kepada sumber abadi yakni Al-Quran. Para ulama salaf dan khalaf sepakat akan fasihnya bahasa Al-Quran, kecuali orang-orang zindik. Kefasihan Al-Quran ini pasti akan tetap bisa dipahami dan itu hanya bisa dilakukan dengan pembiasaan, penggunaan, pengajaran bahasa fusha, tata bahasanya dan kaidah sastranya.”
Karena itu konspirasi menghapus bahasa Arab bisa dibilang gagal sejak saat itu. Namun mereka tidak berhenti. Mereka membuat rencana lain dengan mengganti tulisan Arab menjadi tulisan latin. Meski di dunia Arab tidak berhasil, namun rencana ini kelihatan berjalan mulus di dunia-dunia Islam. Lihat misalnya, tulisan pegon(tulisan Arab dengan ejaan Jawa atau melayu) kini sudah hampir punah. Kecuali beberapa daerah di Sumatra masih digunakan.
Selain itu, gerakan yang dimotori oleh Thaha Husain Mesir untuk merusak bahasa Arab fasih dengan mengatasnamakan pembaruan bahasa dan reformasi namun merusak kaidah-kaidah baku bahasa Arab resmi dan diubah dengan kaidah bahasa amiyah atau aksen sesuai lokal. Kaidah itulah yang menjaga bahasa Arab selama 14 abad.
Bahasa Arab, Syiar Yang Tersisih
Bahasa adalah identitas sebuah umat, sekaligus syiar dan simbol kebanggaan mereka. Karena bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran, hadits dan sebagian besar literatur Islam. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa penting dari 3000 bahasa di dunia. Ia juga dianggap bahasa paling sakral dari empat bahasa Suryaniah, Yunani dan Ibrani. Bahasa Arab ini sangat kaya dengan kosa kata dan nilai sastra.
“Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2).
Dan ada sekitar enam ayat selain di atas yang menegaskan hal yang sama; Az-Zukhruf: 3., Thaha: 113, Az-Zumar: 23, Fushshilat: 3, Asy-Syura: 7.
Penulis buku Language Story, Marbobel menegaskan, “Bahasa Arab adalah bahasa internasional di abad pertengahan. Bahasa ini berperan penting dalam kebangkitan Inggris dan dunia Eropa secara umum. Jika dilihat dalam kamus Littre, ada ribuan kosa kata dari bahasa Arab yang menyerap dalam 27 bahasa di antara bahasa Spanyol, Itali, Prancis, Rusia dan lain-lain.”
Sesungguhnya seseorang berbahasa Arab ia lebih identik dengan bahasa Islam dibanding dengan bangsa Arab. Sebab, sebagian besar warga Arab dari 23 negara dalam dialegnya sudah tidak lagi menggunakan bahasa Arab fasih. Bahasa fasih di sana digunakan hanya dalam dunia akademi, buku, media dan diplomasi. Selebihnya mereka berdialog dengan bahasa aksen masing-masing negara yang lebih dikenal dengan lahjah amiyah (aksen orang umum). Jadi, bahasa Arab fasih adalah syiar dan identitas Islam itu sendiri.
Karenanya, sebagian besar ulama mendorong agar umat Islam mempelajari bahasa Arab dengan sungguh-sungguh sebagai bagian dari ibadah dan penyempurna ibadah. Penegasan wajibnya belajar bahasa Arab ini ditegaskan dalam sabda-sabda Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam,
 “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.”
Ketika ditanya tentang keindahan, Rasulullah menjawab, “Keindahan adalah ketika seseorang bebahasa dengan fasih.”
Umar bin Khattab berkata, “Pelajarilah ilmu nahwu sebagaimana kalian pelajari sunnah-sunnah dan kewajiban-kewajiban. Pelajarilah bahasa Arab karena ia bagian dari agama kalian. Belajarlah bahasa Arab dan ajarkanlah kepada manusia.”
Syekh Imam Ibnu Taimiyah menegaskan, “Bahasa Arab adalah bagian dari agama. Mempelajarinya adalah fardlu dan kewajiban. Sebab memahami Al-Quran dan Sunnah adalah wajib yang tidak bisa dipahami kecuali dengan bahasa Arab. Sesuatu yang menjadikan kewajiban tidak sempurna kecuali dengannya maka sesuatu itu adalah wajib.”
Syekh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menegaskan, “Keutamaan Al-Quran hanya bisa diketahui oleh orang yang mengetahui bahasa Arab.”
Imam Asy-Syafi’i berkata, “Seorang Muslim harus belajar bahasa Arab seperti halnya dia berusaha menunaikan kewajiban agamanya.” (Mausuah Kuwaitiyah, Maktabah Syamilah).
Dalam 10 wasiat Hasan Al-Banna ditegaskan, “Bersungguh-sungguhlah engkau berbahasa Arab fasih karena itu syiat Islam.”
Sayangnya, makin ke sini minat belajar bahasa Arab makin menurun dan menghilang seiring dengan orientasi dunia yang melampaui batas. Bahasa Arab dilihat sebagai bahasa yang tidak mendatangkan materi. Sungguh ironi. Wallahu a’lam bisshawab.(spiritislam.net)
Share this article :
 
Site Map : Home | Tentang PKS | Kiprah Kami | Kolom Dakwah | Inspirasi | Video PKS | Galeri Foto
Kabar Internasional | Kabar Nasional | Kabar Jabar | Kabar Bandung | Kabar Rancaekek
Copyright © 2011. Dpc. Pks Rancaekek - All Rights Reserved
Template Created by >Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger