JAKARTA (Suara Karya): Anggota DPR dari Fraksi
PKS Ecky Awal Mucharam menilai beban pembayaran bunga utang dalam RAPBN 2013
mengkhawatirkan karena jumlahnya meningkat. "Beban bunga utang terus
meningkat dan mencapai 10 persen dari total belanja pemerintah pusat,"
ujar Ecky di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pembayaran bunga utang itu telah membebani anggaran
negara dalam skala yang semakin mengkhawatirkan. Pembayaran bunga utang dalam
RAPBN 2013 yang dianggarkan mencapai Rp 113,2 triliun. Ia mengungkapkan beban
itu akan semakin besar jika ditambah dengan pembayaran cicilan pokok utang luar
negeri yang mencapai Rp 58,4 triliun dan "refinancing" atas pelunasan
surat berharga negara (SBN) yang netto-nya mencapai Rp 159,6 triliun.
"Kami meminta agar ke depan penerbitan SBN netto tahun
berjalan lebih rendah dari tahun sebelumnya. Hal ini agar utang negara turun
tidak hanya sebagai persentase dari PDB, namun juga secara absolut sehingga
akan menurunkan beban bunga utang secara progresif dari waktu ke waktu,"
ujarnya. Lebih lanjut ia meminta pemerintah mengkaji berbagai opsi penyelesaian
obligasi rekapitalisasi) yang masih memberikan beban pembayaran bunga yang
signifikan saat ini. Ia menilai kinerja perbankan saat ini telah membaik
setelah program rekapitalisasi beberapa tahun lalu.
Ia memperkirakan beban pembayaran bunga obligasi rekapitasliasi
mencapai sekitar Rp 8 triliun. Ecky menambahkan penyelesaian obligasi
rekapitalisasi selama ini sebenarnya tidak benar-benar menghilangkan beban
terhadap APBN karena pemerintah hanya melakukan "refinancing"
obligasi rekapitalisasi yang telah jatuh tempo dengan obligasi jenisbaru.(*/Antara)